Thursday, November 23, 2017

Blaser Batik Pria Full Canvassed

Blaser batik

Salam, kemarin kami mengerjakan pesanan pelanggan yang berupa blaser pria dari bahan batik. Dalam pengerjaannya sengaja kami menggunakan interfacing full canvassed, karena contoh dan ukuran yang dijadikan contoh adalah jas yang full canvassed (yang juga dipesannya dari kami). Sebagai catatan pribadi dan referensi bagi teman seprofesi atau pelanggan, dipostingan ini akan kami share sedikit pengalaman yang kami dapatkan setelah mengerjakan blaser batik pria full canvassed ini.

Seiring meningkatnya tren pemakaian batik, penggunaannya untuk berbagai jenis pakaian pun juga meningkat, termasuk diantaranya untuk jas/blaser. Pelanggan kami ini  menyebut pesanannya sebagai jas batik. Meskipun, kalau anda membaca postingan kami tentang Perbedaan Jas dan Blaser, sebutan yang benar mestinya adalah Blaser. Alasannya, disamping karena motif batik yang kaya warna, juga karena bahan yang dipakai tidak satu setelan dengan celana yang dipakai.

Seperti yang kita tahu, kebanyakan batik dibuat dari bahan berjenis katun. Bahan jenis ini sebenarnya agak kurang pas bila dipakai untuk jas/blaser. Bahan ini juga sangat mudah kusut. Tapi mudah kusutnya bahan bukanlah penyebab kenapa tidak pas untuk jas/blaser, karena bahan berjenis linen pun mudah kusut tetapi jamak dipakai untuk jas/blaser. Kesulitan utama bahan adalah karena terlalu tipis dan berat bahannya yang terlalu ringan.

Bawah jas batik

Kain yang terlalu tipis umumnya sangat sulit dimanipulasi dengan setrika. Dalam proses tailoring jas atau blaser, ada bagian-bagian tertentu yang harus susutkan dan dimelarkan. Ini dilakukan menggunakan manipulasi setrika. Ini agak sulit dilakukan pada bahan ini. Solusinya, mungkin harus diakali pada proses cutting pola. Area lengan misalnya, bila biasanya kelengkungan siku dalamnya sekitar masuk 1.5 sampai 1.75 cm pada bahan lain, pada batik katun sebaiknya dibikin 1 cm saja. Sehingga tidak terlalu butuh dimelarkan dengan manipulasi strika. Untuk kerung lengan sebaiknya kerutannya juga tidak terlalu banyak, yang biasanya bisa lebih dari 3.5 cm, sebaiknya jadikan malsimal 3.5 cm saja.

Lengan jas batik

Bahan yang terlalu ringan juga sering mengaburkan shape/atau bentuk jas/blaser. Seringkali duduk-jatuhnya kain tidak seperti yang kita perkirakan. Tapi untungklah untuk blaser ini kami menggunakan interfacing full canvassed. Sehingga ringannya bahan ini tertolong oleh beratnya haircanvas yang jadi interfacingnya.

Lengan blaser batik

Batik, dalam proses pembuatannya menggunakan malam (sejenis lilin) yang nanti di-luruhkan pada proses akhir. Masalahnya,  pe-luruh-an malam ini seringkali tidak sempurna, sehingga disana-sini masih banyak yang tertinggal, sehingga menyebabkan ke-kaku-an dan ketebalan bahan menjadi tidak merata. Ini juga bisa menimbulkan kesulitan tersendiri ketika bahan ini dijahit menjadi jas/blaser. Karena itu sebaiknya memakai bahan batik yang pe-luruh-an malamnya sebaik mungkin.

Kerah jas batik

Pertimbangan berikutnya adalah pemilihan motif batik dan lebar bahan yang dibutuhkan. Bahan batik umumnya dijual per-potong, dengan panjang bervariasi antara 2 meter sampai 2.5 meter. Untuk batik dengan motif yang di desain menyatu (motifnya satu kesatuan yang bisa digabungkan), sebaiknya menggunakan yang panjangnya 2.5 cm. Atau, kalo panjang bahannya nya 2.25 meter, sebaiknya cari yang bermotif acak sekalian (tidak beraturan). Tidak direkomendasikan memakai bahan dengan panjang 2 meter saja.
Belahan samping jas batik

Proses pembuatan saku, kerah dan detail-detail lainnya, bahan batik ini relatif lebih mudah dikerjakan bila dibandingkan dengan bahan biasanya. Kecuali untuk som, karena sisa-sisa malam agaknya membuat jarum agak sulit ditusukkan.
Lubang kancing jas batik

Secara keseluruhan, blaser batik pria full canvassed ini cukup menantang dan menyenangkan untuk dikerjakan. Dan tidak ada salahnya menjadikan blaser batik full canvassed ini menjadi sebuah tren, bergabungnya dua kultur tradisional yang berbeda, Teknik membatik tradisonal kita, dan teknik tradisional tailoring eropa.

Blaser batik full canvassed

Salam Pembelajar



Saturday, November 18, 2017

Cara Membuat Pola Kerah Jas

Kerah jas pria

Salam, salah satu bagian yang sering diperhatikan dari jas pria adalah kerah. Untuk membuat kerah jas yang bagus diperlukan pola kerah jas yang baik pula. Cara membuat pola kerah ini lah yang nantinya menentukan duduk tidaknya kerah jas pada badan.

Dalam postingan ini kami bagikan langkah-per-langkah pembuatan pola kerah yang biasa kami pakai. Terlepas dari model kerahnya, apakah Notch, Peak atau Shawl, prinsip cara bikin polanya sebenarnya sama saja. Agar mudah dipahami, yang kami jadikan contoh adalah model Notch, yaitu model yang paling umum pada kebanyakan jas pria.

Pola kerah setiap jas biasanya berbeda satu sama lain. Karena itu kebanyakan polanya sekali pakai. Artinya satu pola kerah untuk satu pola badan. Kecuali anda punya semacam template yang yang dijadikan standard model untuk lapel dan kerah.

Pola kerah jas pria

Pola kerah jas pria

Bentuk pola kerah diturunkan dari pola badan. Karenanya untuk membuatnya kita menggunakan pola badannya. Berikut langkah per-langkahnya:

1. Letakkan kertas pola di bawah pola badan. Lalu copy garis-garis dan Titik-tiitik berikut ini:

Pola kerah jas step 1

Copy garis bahu pola badan ke kertas pola dibawahnya. Dan teruskan garis teersebut ke atas.
Pola kerah jas step 2a

Garis Gorge
Pola kerah jas step 2b

Garis lapel
Pola kerah jas step 2c

Dan lanjutkan garis lapelnya ke atas.
Pola kerah jas srep 2d

Berarti saat ini kita punya 3 garis dasar utama
Pola kerah jas step 2e

Copy juga Titik Notch/Pecahan lapel.
Pola kerah jas step 2f

Dan Titik akhir garis Gorge
Pola kerah jas 2g

Bila kita pindahkan pola badan depan, akan tampak seperti ini.
Pola kerah jas step 2h


2. Sekarang kita pergi ke pola badan belakang. Kita ukur panjang kerung lehernya.

Pola kerah jas 3
 Ingat/catat angkanya


3. Gunakan angka pada Langkah 2 tadi untuk membuat tanda pada terusan garis lapel, diukur dari Garis Bahu.

Pola kerah jas 3a

Penampakan sementara
Pola kerah jas 3b


4. Kemudian, dari tanda tadi, buat tanda lain 2 cm di kanannya

Pola kerah jas 4

Hubungkan tanda tadi dengan titik pertemuan garis lape dan garis gorge menggunakan penggaris lengkung.
Pola kerah jas 4a

Penampakan setelahnya.
Pola kerah jas 4b

5. Selanjutnya , dari ujung garis lengkung tadi, buat tanda 2.5 cm di kanannya.

Pola kerah jas 5

Hubungkan tanda tadi dengan ujung garis gorge menggunakan penggaris lengkung.
Pola kerah jas 5a

Penampakan setelahnya.
Pola kerah jas 5b

6. Pada garis lengkung tadi, tandai ujungnya menggunakan ukuran kerung leher pada pola belakang (lihat langkah 2), diukur dari garis bahu.

Pola kerah jas 6

Penampakan setelahnya
Pola kerah jas 6b

Dari tanda tadi, buat garis tegak lurus menggunakan penggaris siku
Pola kerah jas 6b

Penampakan setelahnya
Pola kerah jas 6c

7. Dari Garis tegak lurus tadi, buat tanda 3.5 cm di kirinya.

Pola kerah jas 7

Lakukan hal yang sama pada garis bahu
Pola kerah jas 7b

Penampakan setelahnya
Pola kerah jas 7d

Hubungkan kedua tanda tadi dengan garis lurus
Pola kerah jas 7d

Penampakan setelahnya
Pola kerah jas 7f

8. Pada Titik Notch/Pecahan lapel, buat garis tegak lurus menggunakan penggaris siku.

Pola kerah jas 8

Tandai 3.5 cm
Pola kerah jas 8a

Tanda 1 cm dibawahnya, atau sesuaikan deng Style yang anda inginkan.
Pola kerah jas 8b

Pola kerah jas 8c

9. Menggunakan penggaris kurva (atau sejenisnya), hubungkan tanda tadi dengan garis lurus diatasnya. 

Perhatikan contoh
Pola krah jas 9

Inilah pola kerah jas kita (bergaris biru)
Pola kerah jas 9a

10. Potong polanya. 

Terakhir, sebelum menerapkan pola pada bahan aslinya, cek panjang garis yang kami tunjuk ini dan sesuaikan dengan ukuran kerung leher badan jas yang telah dijahit. Karena kadangkala pergeseran garis ketika proses menjahit, mengakibatkan perubahan panjang pada kerung leher badan jasnya.
Bikin pola jas

Buat pola jas

Demikianlah cara yang kami pakai untuk membuat pola jas pria. Sebelum digunakan, sebaiknya (sebagaimana pola apapun yang anda dapati dari internet) uji cobalah terlebih dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mencapai hasil yang baik dan bagus menurut selera anda.

Salam Pembelajar.




Friday, November 17, 2017

Arti "S" dan "Super" pada kain wool

Arti huruf S pada kain wool

Salam, bila kita ke toko kain untuk membeli wool, biasanya pada brand/merknya ada huruf "S" dan "Super" dibelakang sebuah angka. Ada yang Super 80's, 100's, 120's dan seterusnya. Memahami apa arti nomor dan simbol ini, agaknya perlu, agar tidak salah pilih bahan untuk dibuat sebagai pakaian.

Pengetahuan tentang textile pada umumnya, dan pada kain wool khususnya,  bagi kebanyakan Tailor kelas menengah (seperti kami), harus diakui memang agak rendah. Kami pribadi menganggap ini adalah salah satu "missing link" dari pengetahuan Tailoring kita. Padahal mestinya ilmu ini adalah elemen yang sangat penting. Dengan pemahaman ini, seorang Tailor bisa memberi masukan terbaik pada para pelanggannya berdasarkan pada kebutuhan dan anggaran mereka. Ini juga akan berguna pada proses menjahit sebuah pakaian. Dengan memahami kain, kita bisa tahu watak kain itu ketika dijahit, dan atau disetrika.

Untuk memahami simbol "S" pada kain wool, mau tidak mau, agaknya kita harus merujuk pada info-info dari produsen kain tersebut. Untungnya, untuk jenis wool ada semacam asosiasi yang membawahi para penghasil bahannya, yaitu IWTO (International Wool Textile Organisation). Setelah menelusuri situs tersebut dan mencari info terkait, inilah yang kami dapat.

Simbol "S" dan angka dibelakangnya.

Angka dan huruf S ini adalah penunjuk akan kualitas bahan mentah dari wool sebelum diproses menjadi kain. Dimana semakin tinggi angkanya semakin baik kualitas bahan mentahnya.

Dulunya angka dan simbol ini mengacu berapa banyak gulungan serat yang bisa dihasilkan dari 1 pound (0.45 kg) bulu domba. Satuan hitung yang dipakai adalah "Hanks". Dimana 1 Hank kira-kira sama dengan 510 meter. 80's berarti 80 x 510 = 40.800 meter serat yang bisa dihasilkan dari 0.45 kg bahan. Semakin banyak (panjang) serat yang bisa dihasilkan, semakin tinggi kualitas woolnya. Artinya 80's lebih rendah kualitas bahan mentah woolnya dibandingkan 100's. Dan 120's lebih tinggi kualitasnya dibanding keduanya.

Arti s pada kain wool

Satuan hitung "Hanks" ini adalah hitungan kasar, karena didasarkan pada jumlah gulungan, bukan benar-benar diukur panjangnya. Seiring perkembangan industri textile satuan yang digunakan pun berubah meskipun dengan tetap menggunakan simbol "S". Bila dulu yang dihitung adalah panjang dari serat yang dihasilkan, sekarang yang dihitung adalah diameter dari serat tersebut. Satuan hitungnya menggunakan "mikron". 1 mikron sama dengan seperjuta meter. Semakin kecil seratnya, berarti semakin baik mutu woolnya.

Berikut persamaannya :

"S" (Hanks)                      
Mikron (diameter serat)
80's
19.75
90's
19.25
100's
18.75
110's
18.25
120's
17.75
130's
17.25
140's
16.75
150's
16.25
160's
15.75
170's
15.25
180's
14.75
190's
14.25
200's
13.75

Arti super wool

Pertanyaannya, apakah semakin tinggi angka "S" pada suatu produk kain wool berarti semakin baik kualitas bahannya? Ternyata jawabannya adalah Ya dan  Tidak.

Perlu dicatat bahwa angka "S" adalah merujuk pada BAHAN MENTAH-nya (yang berupa serat), bukan pada produk jadi yang berupa kain. Tergantung dengan proses pemintalan, pewarnaan dan lain-lain. Sangat mungkin serat wool yang berkualitas bagus ini pada proses produksinya dipintal dengan bahan lain yang kualitasnya lain.


Ya, secara umum, bahan mentah yang bagus biasanya menghasilkan yang bagus. Tidak, jika ternyata bahan mentah yang bagus itu diproses dengan buruk.

Wool Super, S, dan aturan (seharusnya) pencantumannya.


Selain simbol "S", kita juga sering menemui kata "Super" pada kain wool. Ini berhubungan dengan presentase bahan lain dalam suatu produk kain jadi. Tujuannya bisa untuk desain, tektur/motif, penguatan dan lain sebagainya. Dikatakan "Super" bila serat campurannya tidak lebih dari 5%. Sedangkan syarat simbol "S", serat campurannya tidak lebih dari 45%.

Permasalahannya, aturan ini mengikat hanya di negara-negara yang mengadopsi standard yang ditentukan oleh IWTO saja. Banyak negara yang tidak memgadopsi aturan tersebut. Oleh karenanya banyak kita temui wool "Super" atau angka "S" yang abal-abal. Bahkan pada beberapa produk, hampir tak ada serat woolnya sama sekali.

Tingginya angka simbol "S" ini juga seringkali berhubungan dengan tingkat kesulitan pengerjaan bahan tersebut untuk menjadi pakaian. Biasanya semakin tinggi angkanya, semakin susah cara menjahitnya.

Analoginya begini, untuk menjadikan diameter serat wool semakin kecil (ingat, semakin kecil diameternya, berarti semakin tinggi angka S-nya), serat ini akan di pilin/pluntir semaksimal mungkin. Bayangkan sebuah kaos yang di pilin/sebanyak mungkin. Akibatnya  kain jadinya akan lebih tipis, lebih padat, lebih halus, tapi juga lebih susah untuk  jahit dan disetrika. Sekali ada kerut ketika menjahit bahan dengan simbol "S" diatas 180's, kerut ini akan sulit dihilangkan dengan manipulasi setrika.

Bagi pelanggan, arti simbol "S" dan "Super" pada kain wool ini  juga berguna untuk menilai tebal tipisnya bahan, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin rendah angkanya berarti semakin tebal kainnya dan cocok dipakai di daerah atau ruangan yang dingin. Dan begitu juga sebaliknya sebaliknya.

Salam Pembelajar.

Cara Menjahit Kancing Sembunyi/dalam

Cara menjahit kancing sembunyi

Salam, kancing dalam atau biasa disebut sebagai kancing sembunyi adalah sebuah model rumah kancing yang tidak tampak dari luar. Model kancing ini lazim digunakan untuk kemeja batik, baik yang memakai furing maupun yang tidak. Cara menjahit atau membuat model ini beragam, setiap penjahit punya cara yang bisa jadi berbeda-beda. Teknik yang kami share disini adalah cara yang biasa kami pakai, dimana setiap sela dari tiap lubang kancing/naskatnya kita beri jahitan kuncian.

Perbedaan antara model kancing dalam/sembunyi dan kancing luar, salah satunya, adalah kesan yang diciptakan. Untuk kemeja berbahan polos biasanya untuk menciptakan kesan lebih resmi dan lebih rapi. Sedangkan untuk kemeja berbahan batik, tujuan utamanya adalah untuk menjaga motif batik tetap utuh tanpa terinterupsi oleh warna kancing dan lubang naskat.

Untuk membuat kancing sembunyi ini diperlukan bahan tambahan, diambil dari bahan yang sama dengan bahan kemejanya. Bila kemejanya tidak memakai furing, bahan tambahan ini tinggal kita lipat kedalam untuk kemudian dijahit dari luar. Untuk kemeja furing, bahan tambahannya, selain kita jahit dari luar, juga kita jahitkan ke furingnya.

Teknik pembuatan kancing sembunyi :

Pertama-tama siapkan potongan kemeja yang sudah dilengket dengan interfacing. Sekalian lipat dengan setrika pas bukaan depan. Untuk kampuhnya biasanya sekitar 4 atau 5 cm. Siapkan juga bahan tambahan dengan panjang bahan sama dengan panjang potongan kemejanya, dan dengan lebar sekitar 10 cm. 
Cara menjahit kancing sembunyi
Lebar kampu Tengan depan 4.5 cm dan telah dilipat dengan setrika.

Cara menjahut kancing dalam
Bahan tambahan untuk rumah kancing dengan lebar 10 cm dan panjangya mengikuti panjang kemejanya.

Cara menjahit kancing sembunyi
Lebar bagian yang dilengketi dengan interfacing 6 cm.

Bahan tambahan ini juga dilengketi dengan interfacing yang lebarnya sekitar 6 cm. Jangan dilengketi semua, supaya kancing dalamnya nanti tidak terlalu kaku. Kancing dalam yang terlalu kaku akan menggembung ketika dipakai untuk duduk.

Kemudian jahit kampuh depan potongan kemeja dengan bagian bahan tambahan yang tidak dilengketi interfacing.
Cara menjahit kancing sembunyi
Jahit kampuh depan dengan bahan tambahan.
Biasanya pada proses ini saya ubah setting langkah jahitannya menjadi jarang. Karena jahitan ini hanya jahitan tautan.

Selanjutnya kita lipat bahan tambahan tadi dengan menggunakan setrika (bole juga dilipat dengan jahitan jelujuran)
Cara menjahit kancing sembunyi
Lipat bahan tambahan dengan menggunakan setrika.

Cara menjahit kancing sembunyi
Selisih lipatan kampuh potongan kemeja dengan lipatan bahan tambahan sekitar 0.25 cm.
Agar lipatan kancing dalamnya ini tidak menyalip keluar, juga agar pinggiran bukaan depan tidak terlalu tebal, buat jarak antara lipatan kampuh potongan kemeja dengan lipatan bahan tambahan. Jarak selisihnya sekitar 0.25 cm.

Selanjutnya, tandai tempat lubang kancing. Dan lanjutkan dengan membuat rumah kancingnya.
Cara menjahit kancing sembunyi
Cara menjahit kancing sembunyi
Tandai dan buat lubang/rumah kancingnya.
Kemudian, pada tiap-tiap sela lubang kancing, buat jahitan kuncian. Tujuannya adalah agar nanti ketika dipakai tidak membuka-buka atau ngablak. Jahitan kuncian dijahit dibagian dalam, sehingga tidak akan tampak, baik dari sisi luar maupun dari sisi dalam, Pada lubang kancing paling bawah, jahitan kunciannya diteruskan sampai bawah.
Cara menjahit kancing sembunyi
Mengunci sela-sela lubang kancing dengan jahitan.
Cara menjahit kancing dalam
Setelah dijahit kuncian di tiap sela-sela lubang kancing

Setelah itu, baru kita jahit furingnya ke bahan tambahan ini. Sekalian potong juga bagian pojok dari bahan tambahan agar lipatan bawah tidak tebal.
Cara menjahit kancing sembunyu
Jahit furing ke bahan tambahan fan potong bagian pojok bawahnya.

Kemudian lanjutkan proses menjahitnya seperti biasa. Bagian yang ini kita singkat saja, karena proses menjahitnya tidak ada bedanya dengan kancing luar.

Terakhir, buat garis 3.25 cm dari pinggiran bukaan depan dan buat jahitan diatas garis itu.
Cara menjahit kancing sembunyi
Cara menjahit kancing sembunyi
Jahit 3.25 cm dari pinggiran depan ketika finishing
Demikianlah teknik yang biasa kami pakai untuk membuat lubang kancing dalam. Kalau ada yang masih sulit memahami penjelasan kami diatas, bisa menonton versi video dari cara membuat kancing sembunyi ini, di bawah ini.



Salam Pembelajar.